SISTEM GERAK
A.
Tulang
1.
Rangka
Fungsi rangka
antara lain sebagai berikut.
a.
Sebagai alat gerak pasif.
b.
Tempat melekatnya otot rangka.
c.
Alat penunjang atau penahan tubuh agar tubuh tegak.
d.
Pelindung bagian yang lunak dan lemah, misalnya otak,
mata, dan paru-paru
e. Tempat pembentukan sel-sel darah.
f.
Memberi bentuk tubuh.
g.
Tempat penyimpanan zat kapur
2.
Macam-macam Tulang
a.
Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan
atau kartilago terdiri atas sel-sel rawan yang di sekitarnya terdapat matriks.
Matriks adalah zat interseluler di antara sel tulang rawan. Zat interseluler
ini pada tulang rawan bersifat agak padat. Pada tulang rawan tidak terdapat
pembuluh darah dan saraf, kecuali lapisan luarnya (perikondrium) bersifat
lentur. Tulang pada anak-anak lebih
banyak mengandung tulang rawan dibanding tulang pada orang dewasa.
Berdasarkan sifatnya tulang rawan terbagi menjadi
3 macam.
1) Tulang rawan hialin, yaitu jika zat interselulernya
mengandung serat kolagen dan kondrosit, bersifat homogen. Contoh : rangka janin, dan ujung tulang rusuk.
2) Tulang rawan fibrosa, yaitu jika zat interselulernya banyak
mengandung serat kolagen sehingga sangat kuat dan kaku.
Contoh
: tulang
kemaluan (tulang pubis, discus diantara tulang Vertabrata).
3) Tulang rawan elastis, yaitu jika zat interselulernya terisi
oleh serat elastis.
Contoh : daun
telinga dan tuba eustachi
b.
Tulang Keras (Osteon)
Pembentukan tulang terjadi
setelah rangka tulang rawan terbentuk. Sel-sel tulang menghasilkan suatu
senyawa protein. Zat interselulernya menjadi keras karena diisi mineral yaitu
2/3 berat tulang, terdiri atas zat anorganik diantaranya senyawa kapur, fosfat,
bikarbonat, kalium, sitrat, magnesium, dan natrium, serta 1/3 berat tulang
terisi oleh zat organik, yaitu serabut kolagen dan pembuluh darah.
Makin dewasa seseorang
senyawa kapur dan fosfat yang diendapkan dalam zat interselulernya makin banyak
dan sedikit mengandung zat perekat. Itulah sebabnya tulang kakek-kakek yang
patah susah untuk sembuh. Pada tulang keras, sel-sel tulang dan matriksnya mengelilingi
pembuluh darah dan saraf sehingga merupakan suatu kesatuan yang disebut system
havers. Proses pembentukan dan pengerasan tulang disebut osifikasi. Osifikasi
dapat pula terbentuk karena tulang mengalami kerusakan. Osteosit
terbentuk dari osteoblast.
3.
Berbagai Bentuk Tulang
Berdasarkan
bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.
a.
Tulang Pipa
Tulang pipa terbagi atas bagian-bagian sebagai
berikut.
1)
Bagian tengah disebut diafise.
2)
Kedua ujungnya disebut epifise.
3) Diantara diafise dan epifise terdapat
cakra epifise.
Pada anak-anak cakra epifise terdiri atas tulang
rawan dan banyak mengandung osteoblast. Akan tetapi pada orang dewasa yang semakin tinggi, cakra epifise berupa
tulang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga tersebut terjadi karena
aktivitas osteoblast yang berfungsi untuk merombak sel-sel tulang menjadi
rongga sumsum tulang belakang.
4)
Metafise, yaitu sambungan epifise dan diafise.
5)
Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti tulang
mengandung osteoblast membentuk pembuluh darah dan jaringan ikat.
6)
Endosteum, yaitu selaput yang membatasi rongga sumsum.
b.
Tulang Pipih
Contoh: tulang
belikat dan tulang tengkorak.
c.
Tulang Pendek
Contoh: tulang
pangkal lengan, tulang pangkal kaki, ruas jari, dan ruas tulang belakang.
4.
Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Hubungan antartulang disebut artikulasi (arthrosis). Apabila hubungan
dengan tulang digunakan untuk suatu gerakan diperlukan suatu bentuk khusus yang
disebut sendi. Mekanisme gerak tulang dipengaruhi oleh bentuk sendi yang
menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya dan kontraksi otot. Macam-macam
hubungan antartulang sebagai berikut.
a.
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan sedikit gerak atau sama sekali tidak ada gerakan antara kedua
tulang. Ada
tiga jenis sinartrosis sebagai berikut.
1)
Sinfibrosis, yaitu kedua tulang disatukan oleh
jaringan ikat. Hubungan antara tulang ini menyebabkan tidak ada gerakan, misalnya
hubungan antartulang tengkorak (sutura) pada bayi.
2)
Sinkondrosis, yaitu kedua tulang dihubungkan
oleh jaringan tulang rawan hialin. Hubungan ini memungkinkan ada sedikit
gerakan, misalnya hubungan antara ruas tulang belakang dan tulang rusuk dengan
tulang dada.
3)
Sindesmosis, yaitu kedua tulang dihubungkan oleh
jaringan penyambung. Sindesmosis memungkinkan suatu gerakan terbatas.
Contoh: tibia
fibularis inferior
b.
Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang
kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan, sehingga tulang dapat
bergerak secara mudah. Pada kedua ujung tulang membentuk rongga sendi berisi
minyak sendi (cairan sinovial).
Macam-macam
diartrosis adalah sebagai berikut.
1)
Sendi Peluru
Hubungan ini
berporos tiga, ujung tulang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang yang
berbentuk cekung. Contohnya, pada lengan atas dengan tulang belikat dan pada
tulang paha dengan tulang pinggul.
2)
Sendi Engsel
Hubungan ini
berporos satu, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Contohnya, tulang
pada siku, lutut, dan ruas antar jari.
3)
Sendi Putar
Hubungan ini
berporos satu, ujung tulang satu dapat mengitari ujung tulang lainnya. Gerakan
ini memungkinkan adanya gerakanrotasi yang berporos satu. Contohnya, hubungan
antara tulang kepala dengan tulang atlas, tulang hasta, dan tulang pengumpil.
4)
Sendi Pelana
Hubungan ini
berporos dua, kedua ujung tulang membentuk sendi. Gerakannya seperti orang naik
kuda. Contohnya, hubungan antara tulang ibu jari dengan tangan dan tulang
metakarpal dengan karpal.
5)
Sendi Gulung (Ovoid)
Hubungan
ini berporos dua, satu diantara dua ujung tulang berbentuk oval masuk ke dalam
lekuk yang berbentuk elips, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak tulang
lainnya. Contohnya, tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil dan
persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil.
6)
Sendi Kaku
Hubungan ini tidak berporos, kedua ujung tulang agak rata sehingga menghasilkan gerakan geser.
Contohnya, hubungan antara
tulang karpal (tulang pergelangan mata kaki).
5.
Gangguan dan Kelainan pada Tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat menggangu
proses gerak yang normal. Kelainan dan gangguan dapat disebabkan oleh kuman
atau kelainan susunan tulang dan sendi.
a.
Gangguan pada Tulang
1)
Artritis, yaitu gangguan pada sendi yang
disebabkan oleh kuman.
Ada dua macam
artritis sebagai berikut.
a)
Artritis eksudatif, yaitu rongga sendi berisi
getah radang (nanah). Hal ini menyebabkan rasa sakit pada setiap gerakan.
b) Arthritis sika, yaitu berkurangnya minyak
sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri pada waktu tulang sendi digerakkan. Artritis sika dapat disebabkan infeksi
kuman honorrhoeae dan kuman sifilis.
2)
Memar
Memar terjadi karena sobeknya selaput
sendi. Sobeknya selaput sendi jika diikuti lepasnya ujung tulang dari sendi
disebut urai sendi.
3)
Layuh Semu
Layuh
semu adalah keadaan tulang yang tidak bertenaga, ini disebabkan infeksi sifilis
pada anak sejak dalam kandungan. Infeksi ini menyebabkan rusaknya cakra
epifise, sehingga tulang menjadi tidak bertenaga.
4)
Fraktura dan Fisura
Fraktura adalah patahnya tulang pipa. Apabila
tulang yang patah tidak merobek kulit disebut patah tulang tertutup. Apabila
tulang yang patah merobek sampai mencuat keluar maka disebut patah tulang
terbuka. Apabila tulang hanya retak disebut fisura.
5)
Nekrose
Nekrose terjadi
jika periosteum rusak, sehingga tulang tidak mendapat makanan, lalu mati dan
mengering.
b.
Kelainan Susunan Tulang
1)
Lordosis, yaitu jika ruas tulang belakang
dilihat dari tampak samping tampak terlalu membengkok ke depan.
2)
Kiposis, yaitu jika ruas tulang belakang yang
dilihat dari samping membengkok ke belakang.
3)
Skoliosis, yaitu jika ruas tulang belakang
membelok ke kiri atau ke kanan.
B.
Otot sebagai Alat Gerak
Sel otot berasal dari
lapisan mesoderm yang akan membentuk jaringan otot. Sel-sel otot memiliki
kemampuan berkontraksi (mengkerut) sehingga jaringan otot dianggap bertanggung
jawab terhadap gerakan tubuh secara aktif. Otot akan berkontraksi karena adanya
rangsangan. Misalnya, menarik, menekan (rangsangnya mekanisme), dingin, panas
(rangsangnya suhu), dan asam, basa (rangsangnya zat kimia). Kontraksi otot
dikontrol oleh sel-sel saraf. Otot dapat menggerakkan tulang, kulit, gerak
peristaltik, dan jantung sehingga fungsi utama otot adalh sebagai alat gerak
aktif.
1.
Macam-Macam Otot
a.
Otot Lurik (Otot Serat Lintang)
Otot ini melekat pada rangka sehingga disebut juga
otot rangka. Bentuknya seperti serabut atau benang panjang. Otot lurik tersusun
dari serabut-serabut otot dan myofibril, yang berinti banyak. Kumpulan serabut
akan membentuk otot atau daging. Tiap kumpulan serabut dibungkus oleh fasia
propia, sedangkan otot atau daging dilindungi selaput gabungan yang disebut
fasia superfisialis. Ujung otot lurik umumnya mengecil dank eras disebut
tendon, sedangkan bagian tengahnya yang mengembang disebut empal (ventrikel).
Tendon yang melekat pada tulang yang dapat bergerak disebut insersi, sedangkan
tendon yang melekat pada tulang yang tida bergerak disebut origo. Bisep dan
trisep merupakan otot rangka yang khas.
b.
Otot Polos (Otot Visceral)
Disebut otot polos karena tidak memiliki garis-garis
melintang dan hanya memiliki satu inti. Kerja otot polos lambat, tetapi
beraturan, tidak mudah lelah serta tidak disadari.
Otot polos sering disebut otot alam dalam (visceral),
misalnya dinding saluran pencernaan, pernapasan, dan pembuluh darah.
c.
Otot Jantung (Miokardium)
Memiliki
garis melintang seperti pada otot lurik hanya serabut otot bercabang dan saling
berhubungan, terbungkus oleh membran sel. Ujung satu serabut otot menyentuh
ujung lain, membran dari kedua serabut menempel dengan lipatan yang luas,
daerah ini biasannya terjadi pada garis pita Z, dan dinamakan diskus antara (discus
intercalaris). Discus intercalaris memiliki fungsi penghubung kuat antara
serabut dalam memperlambat kohesi sel ke sel. Kerja otot lambat dan teratur
serta tidak disadari.
Tabel
Perbandingan Otot Lurik, Otot Polos, dan Otot Jantung
Otot Lurik
|
Otot Polos
|
Otot Jantung
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Struktur
Ukuran
Serabut otot (Mjofibri)
Fisiologi
Saraf
Lokasi
|
Serabut
banyak, inti pada lapisan permukaan sarcoplasma.
Panjang:
1 mm–30 cm.
Diameter:
10-100 m.
Mudah
dilihat
Kontraksi
cepat dan cepat pula kendur.
Kontraksi dikendalikan oleh
saraf motoris (neurogonic).
Menempel pada tulang dan bawah
kulit dan diafragma.
|
Sel tunggal, inti di tengah,
serabut tidak bercabang.
Panjang: 0,02-0,5 mm.
Diameter: 8-10 m.
Sukar dilihat
Kontraksi lambat dan terus
menerus
Kontraksi dikendalikan oleh
saraf impuls dari sistem.
Otot pencernaan respirasi,
sistem urogenital, pembuluh darah, otot sillari mata.
|
Sel bercabang, inti di tengah.
Panjang: 0,06-0,08 mm.
Diameter: 10-15 m.
Mudah dilihat
Kontraksi cepat.
Kontraksi dikendalikan secara
spontan.
Hanya
pada jantung.
|
2.
Sifat Kerja Otot
a.
Antagonis, yaitu otot-otot yang kontraksinya
menimbulkan efek gerak berlawanan. Nama otot berdasarkan gerakan yang
dihasilkan jika berkontraksi, yaitu :
1)
Otot ekstensor (meluruskan) lawannya otot
fleksor (membengkokkan).
Contoh : gerak tangan melipat ke atas dan kembali
semula.
2) Otot abduktor (menjauhi badan)
lawannya adalah otot adduktor (mendekati badan).
Contoh: gerak tangan sejajar bahu dan sikap
sempurna kemudian kembali ke keadaan semula.
3) Otot depressor (menurunkan) lawannya otot
elevator (mengangkat).
Contoh: gerak
kepala menunduk dan menengadah.
4)
Otot supinator (menengadah) lawannya otot pronasi
(menelungkup).
Contoh: gerak
telapak tangan menengadah dan menelungkup.
5)
Otot protaksi (gerak mendorong mandibula ke luar
(lawannya otot retraksi (gerak mendorong mandibula ke dalam).
Contoh:
gerakan membuka dan menutup rahang.
b.
Sinergis, yaitu otot-otot yang kontraksinya
menimbulkan gerak searah. Hal ini meliputi :
1)
Rotasi (gerak berputar)
Contoh:
pronator teres dan pronator kuandratus, yaitu gerak tulang atlas sewaktu
memutarkan kepala.
2)
Sirkumduksi (gerak dimana ujung distal satu tulang
membentuk satu lingkaran, sedangkan ujung proksimal tetap).
Contoh: memutar satu lingkaran mengitari seni
bahu.
3.
Fisiologi Gerak
Otot akan berkontraksi (mengkerut) jika mendapat rangsangan, misalnya:
sentuhan, panas, dingin dan arus listrik serta dapat relaksasi (mengendur)
kembali jika ada waktu cukup untuk beristirahat. Akan tetapi, jika jarak
rangsangan terlalu singkat maka otot akan tegang; disebut tonus dan jika jarak
rangsangan tidak ada sehingga otot tidak diberi kesempatan relaksasi
(mengendur) sama sekali maka otot akan kejang; disebut tetanus. Otot yang
terlatih dapat tumbuh lebih besar; disebut hipertropi. Sebaliknya, otot yang tidak
terlatih lama-kelamaan akan lemah atau lisut; disebut atropi. Kontraksi otot
rangka dikendalikan oleh sistem saraf. Hal ini berbeda dengan otot polos maupun
otot jantung yang dapat berkontraksi tanpa dirangsang oleh sistem saraf.
Miofibril dari otot rangka dikelilingi membran yang peka terhadap
listrik; disebut sarkolema. Miofibril tersusun secara paralel dan terbenam
dalam cairan yang disebut sarkoplasma. Di dalam sarkoplasma terdapat glikogen,
ATP, fosfokreatin, dan enzim-enzim glikolisis.
Otot rangka disebut juga otot lurik karena miofibrilnya pada saat
diperiksa di bawah mikrograf electron tersusun dari dua jenis filament
longitudinal, yaitu filamen tebal dan filamen tipis.
Filamen tebal (pita A) mengandung protein miosin, sedangkan filamen
tipis (pita I) mengandung protein aktin misalnya, tropomiosin dan troponin (Tp
C, Tp, I, T). Pita I terbagi dua oleh dua garis.
a.
Langkah-langkah pada Kontraksi Otot
Proses yang menyebabkan otot berkontraksi adalah diawali dengan adanya
rangsangan saraf motoris ke otot rangka. Hal ini menyebabkan sarkolema
melepaskan Ca2+ (kalsium) yang berasal dari retikulum sarkoplasma.
Kalsium yang dilepaskan bergabung dengan troponin C (Tp C), kemudian
dihantarkan ke tropomiosin yang seterusnya dilanjutkan ke aktin. Aktin akan
berinteraksi dengan miosin membentuk aktomiosin dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Bergesernya aktin pada miosin (pita A
tetap, garis 2 saling mendekat).
2) Kepala miosin (jembatan silang) terikat
pada aktin secara menyudut dan memutar saat tropomiosin tergeser ke samping
dengan maksud membebaskan daerah atau tempat untuk berikatan antara aktin dan
miosin.
Gerakan tropomiosin yang
bergeser ke samping ini berakibat ATP pecah menjadi ADP
+ P + energi. Interaksi aktin + miosin ini mutlak untuk menimbulkan tenaga yang
diperlukan pada saat otot berkontraksi.
Segera setelah otot
berkontraksi Ca2+ kembali masuk ke dalam retikulum sarkoplasma
dengan bantuan energi dari ATP. Jadi, kontraksi maupun relaksasi keduanya
memerlukan ATP. Troponin (Tp I) terikat erat pada aktin dan tropomiosin
menutupi daerah tempat berikatannya kepala miosin dengan aktin. Dengan kata
lain troponin (Tp I) dan tropomiosin pada saat itu merupakan penghambat
interaksi miosin dan aktin, akibatnya otot melemas (relaksasi). Perhatikan gambar
di samping!
Ion kalsium (dilukiskan dengan titik-titik
hitam), dalam keadaan normal disimpan dalam lepuh-lepuh dari retikulum
sarkoplasma. Potensial aksi menyebar melalui tubulus transversal dan
membebaskan Ca2+. Filamen aktin (garis tipis) menggeser pada filamen
miosin, dan garis-garis Z bergerak saling mendekati. Ca2+ kemudian
dipompa masuk retikulum sarkoplasma dan otot melemas.
b. Sumber Energi untuk Kontraksi Otot
Sumber energi langsung untuk kontraksi otot adalah ATP (adenosin tri
fosfat). ATP diperoleh secara normal dari glukosa darah. Prosesnya sebagai
berikut. Glukosa + O2 g
CO2 + H2O + energi.
Akan tetapi, jika energi dari glukosa ini tidak mencukupi, energi untuk
pembentukan ATP diperoleh dari glukosa otot (glikogen). Prosesnya sebagai
berikut.
Asam laktat merupakan hasil sampingan proses pemecahan laktosidogen.
Senyawa ini dapat menyebabkan pegal linu dalam otot atau kecapaian otot. Untuk
penguraian asam laktat diperlukan banyak O2.
Pada saat tropomiosin bergeser ke damping dan miosin berinteraksi
dengan aktin, ATP akan terurai menjadi ADP.
ADP dapat membentuk ATP kembali dengan
bantuan kreatin fosfat. Kreatin fosfat merupakan sumber fosfat berenergi tinggi
yang terdapat pada otot. Prosesnya sebagai berikut.
ATP + H2O
gADP + H3PO4 + 12.000 kalor
dan fosfokreatin + ADP g
keratin + ATP
4.
Gangguan dan Kelainan pada Otot
Gangguan dan kelainan pada otot dapat disebabkan
karena:
a.
Serangan penyakit, meliputi :
1)
Atrofi otot: otot mengecil karena penyakit
mengkoordinir otot.
2)
Tetanus: kontraksi otot terus menerus karena infeksi
bakteri clostridium tetani.
b.
Aktivitas, meliputi:
1)
Kaku leher terjadi karena gerak hentakan yang
menyebabkan otot trapesium meradang.
2)
Kram menjadi karena aktivitas otot yang terus menerus
sehingga otot menjadi kejang.
c.
Gangguan otot bawaan, meliputi:
1)
Hernia abdominal yaitu sobeknya dinding otot abdominal
(bagian perut) sehingga usus melorot ke bawah masuk ke dalam rongga perut.
2)
Miastenia gravis, otot melemah sehingga timbul
kelumpuhan.
3)
Distrofi otot: penyakit kronis pada otot sejak
anak-anak, merupakan penyakit genetis (bawaan).
5.
Teknologi Terapan pada Otot Melalui Doping
Doping adalah senyawa kimia
buatan untuk meningkatkan kinerja otot tubuh. Pada mulanya senyawa kimia
tersebut digunakan untuk mengobati orang sakit, misal eritropoietin untuk
mengobati orang yang produksi sel darah merahnya terganggu, magadon sebagai
obat penenang bagi penderita stress. Tetapi seiring dengan kemajuan zaman
senyawa kimia tersebut disalahgunakan menjadi obat perangsang kinerja pada
atlet, untuk mencapai prestasi terbaik tanpa memperdulikan efek negatifnya
sehingga dilarang penggunaannya oleh badan-badan olahraga di dunia.
Macam fungsi doping adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kekuatan otot dan tulang. Contoh steroid anabolic dan beta 2-agonik,
senyawa mirip hormon testosterone. Dampak negatif pada pria menimbulkan
kebotakan dan mandul. Pada wanita tumbuh rambut di wajah dan seluruh tubuh
serta mengganggu siklus menstruasi.
b. Meningkatkan daya ikat terhadap oksigen.
Contoh eriotropoietin merupakan hormon yang merangsang produksi sel darah
merah. Dampak negatif produksi darah tinggi sehingga darah menjadi kental,
kerja jantung menjadi keras akibatnya terkena serangan jantung dan stroke.
c.
Mengurangi
rasa sakit, contoh: narkotik (morfin dan heroin). Dampak negatif:
menimbulkan ketagihan.
d.
Menghilangkan stress, contoh: metadon, magadon, dan
diuretik. Dampak negatif: koordinasi dan keseimbangan terganggu.
e.
Menutupi dampak dari doping yang dikonsumsi sebelumnya,
contoh: epitestosteron. Dampak negatif: merusak alat pencernaan dan
ginjal.
LATIHAN SOAL SISTEM GERAK
A. Pilihlah
salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Rongga
dada dibentuk oleh sejumlah tulang, antara lain yang melekat pada tulang dada
dan tulang punggung. Tulang tersebut adalah . . . .
- Tulang belikat d. Tulang rusuk sejati
- Tulang selangka e. Tulang rusuk melayang
- Tulang rusuk palsu
2.
Sumber
energi untuk kontraksi otot adalah . . . .
a. Glukosa d. DNA
b. Amilium e. Glikogen
c. Protein
3.
Persendian
antara tulang-tulang yang membentuk tengkorak disebut sendi . . . .
a. Sinfibrosis d. Endartrosis
b. Sinkondrosis e. Diartrosis
c. Sinartrosis
4. Fungsi
sistem rangka pada vertebrata adalah sebagai berikut, kecuali . . . .
- Menyimpan berbagai mineral
- Tempat melekatnya otot
- Melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak
- Tempat pembentukan sel-sel darah
- Untuk menggerakkan otot
5. Tulang
manusia dibawah ini yang bukan tulang pipa adalah . . . .
- Humerus d. Fibula
- Ulna e. Tibia
- Palatum
6. Penyakit
yang disebabkan oleh peradangan pada sendi karena rongga sendi terisi getah
radang akibat kuman sipilis adalah . . . .
- Artritis eksudatif d. Hipertropi
- Artritis sika e. Urai sendi
- Layuh semu
7. Organ
gerak pada manusia, meliputi . . . .
- Otot dan otak d. Saraf dan tulang
- Otot dan saraf e. Otot lurik dan otot polos
- Otot dan tulang
8. Otot
yang bekerjanya dikendalikan oleh saraf tak sadar adalah . . . .
- Otot polos, otot lurik, dan otot jantung
- Otot polos dan otot jantung
- Otot polos dan lurik
- Otot lurik dan otot jantung
- Otot lurik dan otot rangka
9. Ciri
khas otot jantung yang juga sebagai pembeda dengan otot rangka adalah . . . .
- Bergaris-garis d. Inti terletak di tepi
- Tidak bergaris-garis e. Berinti banyak
- Strukturnya bercabang
10. Kelelahan
setelah berlarian atau bekerja berat terjadi karena . . . .
- Gagalnya penguraian laktasidogen d. Penimbunan asam laktat
- Penimbunan CO2 dalam otot e. Penimbunan glukosa pada otot
- Otot kekurangan oksigen
11. Pasangan
otot yang bekerja secara antagonis adalah . . . .
- Prenatoteres – prenator kuadratus d. Otot betis – otot bisep
- Otot perut – otot punggung e. Otot pantat – otot betis
- Otot bisep – otot trisep
12. Kebiasaan
duduk yang salah dapat menimbulkan tulang belakang terlalu melengkung ke
belakang, keadaan ini disebut . . . .
- Lordosis d. Fraktura
- Kifosis e. Fisura
- Skoliosis
13.
Otot
penggerak kepala hingga menengadah disebut . . . .
- Elevator d. Dipresor
- Addukator e. Flektor
- Ekstensor
14.
Nama
sendi yang dibentuk oleh tulang radius dan ulna disebut sendi . . . .
- Putar d. Pelana
- Geser e. Engsel
- Peluru
15.
Kontraksi
otot bisep menghasilkan gerak . . . .
- Rotasi, gerak melingkari satu sumbu sentral
- Ekstensi, gerak meluruskan tangan
- Fleksi, gerak membengkokkan tangan
- Abduksi, gerak tungkai menjauhi tubuh
- Adduksi, gerak tungkai mendekat
16.
Ujung
otot yang melekat pada tulang dan tidak dapat bergerak disebut . . . .
- Insersio d. Bisep
- Belly e. Trisep
- Origo
17.
Bagian
dari jaringan otot rangka yang sangat peka terhadap rangsang berupa . . . .
- Sarkomer d. Aktin
- Asetilkolin e. Miosin
- Miofibril
18. Kelainan
pada otot dimana terjadi kontraksi otot yang terus menerus atau bekerja terlalu
berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit disebut . . . .
- Kram d. Hipertropi
- Terkilir e. Distrofi
- Atropi
19. Kelebihan
hormon kortikoid, kekurangan kalsium, merokok, dan mengkonsumsi narkoba dapat
mengakibatkan tulang menjadi kropos dan mudah patah. Kelainan tulang ini
disebut …
- Artritis d. Atrofi
- Rakhitis e. Fraktura
- Osteoporosis
20. Contoh
sinartrosis adalah . . . .
- Hubungan antara ruas-ruas tulang pinggang
- Hubungan antara tulang tengkorak
- Hubungan antara tulang duduk dan tulang paha
- Hubungan antara ruas-ruas pergelangan tangan
- Hubungan antara tulang jari-jari tangan dan tulang telapak tangan
B. Isilah
titik-titik berikut!
1.
Persambungan
antara tulang-tulang tengkorak disebut . . . .
2.
Hubungan
dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan disebut . . . .
3. Persendian
antara tulang lengan dengan gelang bahu disebut sendi . . . .
4. serabut
otot yang menyebabkan kontraksi dan relaksasi disebut . . . .
5. Sel
pembentuk tulang adalah . . . .
6. Proses
penulangan disebut . . . .
7. Jumlah
tulang rusuk sejati pada manusia adalah . . . .
8. Cairan
pelumas pada ujung tulang yang terdapat pada kapsul sendi adalah . . . .
9. Gerak
menelungkupkan tangan disebut . . . .
10. Gangguan
retak dan patah tulang disebut . . . .
11. Penyakit
oleh berkurangnya minyak sendi disebut . . . .
12.
Penggunaan
zat kimia buatan untuk meningkatkan kinerja otot dan tulang disebut . . . .
13.
Zat
peka rangsang yang terdapat dalam otot adalah . . . .
14.
Alat
yang digunakan untuk melihat ke dalam persendian adalah . . . .
15.
Dua
obat atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan yang sama disebut . . . .
C.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1.
Gambarlah
penampang melintang jaringan tulang pipa, beri keterangannya!
2.
Jelaskan
perbedaan otot polos, otot lurik, dan otot jantung!
3.
Jelaskan
mengapa manusia dapat bergerak secara aktif!
4.
Tuliskan
komponen yang menyusun sistem gerak!
5.
Apakah
perbedaan tulang keras dan tulang rawan?
6. Jelaskan
secara singkat proses pertumbuhan tulang pipa!
7.
Buatlah
analogi bagian-bagian tangan dengan bagian-bagian dari bahu!
8.
Tuliskan
5 kelainan pada otot manusia dan jelaskan masing-masing!
9. Apa yang dimaksud dengan fontanel? Jelaskan
fungsinya!
10. Mengapa
sebelum olahraga kita melakukan pemanasan dan setelah olahraga melakukan
pendinginan? Jelaskan !
11. Kelainan
pada tulang salah satunya oleh kebiasaan duduk yang salah. Mengapa hal itu
dapat terjadi? Jelaskan!
12.
Jelaskan
mekanisme kontraksi pada otot!
13. Bagaimana
tetanus bisa terjadi!
14. Jelaskan
fungsi rangka!
15. Mengapa
seorang pelari yang habis lari kencang nafasnya tersengal-sengal?